Minggu, 27 April 2008
SUJUD SYUKUR
Pendidikan Agama Islam Untuk SMU Kelas 1 Cawu 1, 2 & 3
H. UDIN WAHYUDDIN
PENERBIT REGINA
CETAKAN 2001
Hal. 73
Menurut lughat, sujud syukur artinya sujud berteri makasih. Maksudnya apabila seseorang mendapat kebahagiaan, mendapat nikmat atau terhindar dari bahaya atau bencana, dianjurkan mengerjakan sujud.
Sujud syukur sebagai bukti rasa berterima kasih kita kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(Q.S. 14 Ibraahiim ayat 7).
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (Q. S. 4 An Nisa ayat 147).
Hukum mengerjakan sujud syukur adalah sunat, yaitu pekerjaan yang dianjurkan, akan mendapat ganjaran bagi orang yang mengerjakannya.
“Nabi Saw apabila mendapatkan sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk sujud, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT”.
(H. R. Abu Daud).
Sujud syukur hanya dilakukan di luar shalat, sedangkan dalam shalat tidak dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Saw. Sujud syukur dilakukan satu kali sujud, adapun bacaannya sama seperti halnya dalam shalat.
Pendidikan Agama Islam Untuk SMU Kelas 1 Cawu 1, 2 & 3
H. UDIN WAHYUDDIN
PENERBIT REGINA
CETAKAN 2001
Hal. 73
Menurut lughat, sujud syukur artinya sujud berteri makasih. Maksudnya apabila seseorang mendapat kebahagiaan, mendapat nikmat atau terhindar dari bahaya atau bencana, dianjurkan mengerjakan sujud.
Sujud syukur sebagai bukti rasa berterima kasih kita kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(Q.S. 14 Ibraahiim ayat 7).
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (Q. S. 4 An Nisa ayat 147).
Hukum mengerjakan sujud syukur adalah sunat, yaitu pekerjaan yang dianjurkan, akan mendapat ganjaran bagi orang yang mengerjakannya.
“Nabi Saw apabila mendapatkan sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk sujud, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT”.
(H. R. Abu Daud).
Sujud syukur hanya dilakukan di luar shalat, sedangkan dalam shalat tidak dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Saw. Sujud syukur dilakukan satu kali sujud, adapun bacaannya sama seperti halnya dalam shalat.
IFTITAH
ENSIKLOPEDIA ISLAM INDONESIA JILID 2 I – N
IAIN SYARIF HIDAYATULLAH
PROF. DR. H. HARUN NASUTION
PENERBIT DJAMBATAN
CETAKAN 2002
PERPUSTAKAAN SMKN 4 BANDUNG
KODE BUKU 297.03/NAS/e2
Halaman 423 sampai dengan halaman 424
Iftitah berasal dari akar kata Arab fataha-yaftahu-fath, artinya membuka, pembukaan, mulai, permulaan, pengantar. Khutbah iftitah artinya khutbah pembukaan, khutbah permulaan atau khutbah pengantar. Doa iftitah artinya doa pembukaan, doa permulaan.
Acara-acara seremonial Islam atau tulisan Islam biasanya diawali dengan khutbah iftitah, yang terdiri dari pembacaan atau penulisan salam kemudian secara berturut-turut basmalah, hamdalah, shalawat dan salam kepada Nabi, keluarga dan shahabat serta pengikutnya. Misalnya yang paling singkat: “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh, bismillah, alhamdulillah, assalatu wa assalamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wanashabihi wa man walah’. (Artinya: Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan semoga dilimpahkan kepada anda sekalian. Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, keselamatan dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada utusan Allah, keluarganya, shahabatnya serta pengikut-pengikutnya sesudah mereka).
Kata iftitah dalam fikih Islam menunjuk kepada salah satu doa dalam shalat yang dibaca setelah takbiratul ihram sebelum membaca surat al-Fatihah. Dinamai doa iftitah karena merupakan doa pertama dalam shalat.
Doa iftitah ini hukumnya sunat, jika dibaca mendapat pahala, jika tidak dibaca tidak mengurangi keabsahan shalat.
Ada beberapa bentuk doa iftitah yang dicontohkan Rasulullah antara lain yang berupa doa berdasarkan hadits dari Abu Hurairah:
“Allahumma ba’id bainiy wa baina khatayaya kama ba’adta baina al-masyriqi wa al-magribi; Allahumma naqqiniy min khatayaya kama yunaqqa sawba al-abyadi min ad-danasi; Allahumma agsilniy min khatayaya bi as-Salji wa al-ma’i wa al-baradi”. (Riwayat Bukhari, wa Muslim, wa asbah as-Sunan illa at-Tirmizi). Artinya: “Ya Allah jauhkanlah antara diriku dengan kesalahanku seperti Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan seperti bersihnya kain putih dari segala kotoran. Ya Allah cucilah kesalahanku dengan air, salju dan embun”. (Riwayat al-Jama’ah, kecuali at-Tirmizi).
Ada yang berupa ikrar penyerahan diri secara bulat kepada Allah, sebagaimana dicontohkan Rasulullah berdasarkan hadits dari Ali ibnu Abi Thalib: “Allahu akbar kabira wa al-hamdulillahi bukratan wa ashila; inni wajjahtu wajhiya li al-lazi fatara as-samawati wa al-arda hanifan musliman wa ma ana min al-musyrikin; inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati li Allahi Rabb al-‘Alamin; La Syarika lahu wa bi zalika umirtu wa ana min al-muslimin”. (Rawahu Ahmad, wa Muslim wa at-Tirmizi ‘an ‘Ali ibn Abi Thalib). (Artinya: “Allah Maha Besar, senantiasa Maha Besar dan segala puji hanya Allah, di waktu pagi dan petang, aku hadapkan wajahku ke hadirat Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dengan tunduk dan menyerah diri; dan sekali-kali tidaklah aku termasuk golongan orang-orang musyrik; Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah bagi Allah tuhan seru sekalian alam; tidak ada sekutu bagi-Nya; dan dengan demikian itulah aku diperintahkan dan aku adalah dari golongan orang-orang muslim”. (Riwayat Ahmad, Muslim, at-Tirmizi dari Ali ibnu Abi Thalib).
Ada yang berupa pembacaan tasbih dan tahmid seperti dicontohkan Rasulullah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan Umar ibn al-Khattab: “Subhanaka allahumma wa bi hamdika wa tabaraka ismuka wa ta’ala jadduka wa la ilaha gairuka”. (Rawahu Muslim wa Daruqutni). Artinya: “Maha Suci Engkau, dengan segala puji-Mu, Maha Besar nama-Mu dan Maha Tinggi, dan tidak ada Tuhan selain Engkau”. (Riwayat Muslim dan Daruqutni).
ENSIKLOPEDIA ISLAM INDONESIA JILID 2 I – N
IAIN SYARIF HIDAYATULLAH
PROF. DR. H. HARUN NASUTION
PENERBIT DJAMBATAN
CETAKAN 2002
PERPUSTAKAAN SMKN 4 BANDUNG
KODE BUKU 297.03/NAS/e2
Halaman 423 sampai dengan halaman 424
Iftitah berasal dari akar kata Arab fataha-yaftahu-fath, artinya membuka, pembukaan, mulai, permulaan, pengantar. Khutbah iftitah artinya khutbah pembukaan, khutbah permulaan atau khutbah pengantar. Doa iftitah artinya doa pembukaan, doa permulaan.
Acara-acara seremonial Islam atau tulisan Islam biasanya diawali dengan khutbah iftitah, yang terdiri dari pembacaan atau penulisan salam kemudian secara berturut-turut basmalah, hamdalah, shalawat dan salam kepada Nabi, keluarga dan shahabat serta pengikutnya. Misalnya yang paling singkat: “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh, bismillah, alhamdulillah, assalatu wa assalamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wanashabihi wa man walah’. (Artinya: Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan semoga dilimpahkan kepada anda sekalian. Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, keselamatan dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada utusan Allah, keluarganya, shahabatnya serta pengikut-pengikutnya sesudah mereka).
Kata iftitah dalam fikih Islam menunjuk kepada salah satu doa dalam shalat yang dibaca setelah takbiratul ihram sebelum membaca surat al-Fatihah. Dinamai doa iftitah karena merupakan doa pertama dalam shalat.
Doa iftitah ini hukumnya sunat, jika dibaca mendapat pahala, jika tidak dibaca tidak mengurangi keabsahan shalat.
Ada beberapa bentuk doa iftitah yang dicontohkan Rasulullah antara lain yang berupa doa berdasarkan hadits dari Abu Hurairah:
“Allahumma ba’id bainiy wa baina khatayaya kama ba’adta baina al-masyriqi wa al-magribi; Allahumma naqqiniy min khatayaya kama yunaqqa sawba al-abyadi min ad-danasi; Allahumma agsilniy min khatayaya bi as-Salji wa al-ma’i wa al-baradi”. (Riwayat Bukhari, wa Muslim, wa asbah as-Sunan illa at-Tirmizi). Artinya: “Ya Allah jauhkanlah antara diriku dengan kesalahanku seperti Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan seperti bersihnya kain putih dari segala kotoran. Ya Allah cucilah kesalahanku dengan air, salju dan embun”. (Riwayat al-Jama’ah, kecuali at-Tirmizi).
Ada yang berupa ikrar penyerahan diri secara bulat kepada Allah, sebagaimana dicontohkan Rasulullah berdasarkan hadits dari Ali ibnu Abi Thalib: “Allahu akbar kabira wa al-hamdulillahi bukratan wa ashila; inni wajjahtu wajhiya li al-lazi fatara as-samawati wa al-arda hanifan musliman wa ma ana min al-musyrikin; inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati li Allahi Rabb al-‘Alamin; La Syarika lahu wa bi zalika umirtu wa ana min al-muslimin”. (Rawahu Ahmad, wa Muslim wa at-Tirmizi ‘an ‘Ali ibn Abi Thalib). (Artinya: “Allah Maha Besar, senantiasa Maha Besar dan segala puji hanya Allah, di waktu pagi dan petang, aku hadapkan wajahku ke hadirat Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dengan tunduk dan menyerah diri; dan sekali-kali tidaklah aku termasuk golongan orang-orang musyrik; Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah bagi Allah tuhan seru sekalian alam; tidak ada sekutu bagi-Nya; dan dengan demikian itulah aku diperintahkan dan aku adalah dari golongan orang-orang muslim”. (Riwayat Ahmad, Muslim, at-Tirmizi dari Ali ibnu Abi Thalib).
Ada yang berupa pembacaan tasbih dan tahmid seperti dicontohkan Rasulullah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan Umar ibn al-Khattab: “Subhanaka allahumma wa bi hamdika wa tabaraka ismuka wa ta’ala jadduka wa la ilaha gairuka”. (Rawahu Muslim wa Daruqutni). Artinya: “Maha Suci Engkau, dengan segala puji-Mu, Maha Besar nama-Mu dan Maha Tinggi, dan tidak ada Tuhan selain Engkau”. (Riwayat Muslim dan Daruqutni).
Selasa, 22 April 2008
TES TES
Gambaran Kehidupan Manusia setelah Mati
Sahabat Ma'adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah...terangkan kepadaku tentang makna firman Allah "ketika ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok"". Lalu menangislah Rasulullah SAW. Cucuran air matanya membasahi pakaiannya. Engkau telah menanyakan sesuatu yang dahsyat. Umatku akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam 12 kelompok-kelompok tabiat.
* Kelompok pertama : Dibangkitkan tanpa kaki dan tangan, seraya terdengar suara dari sisiNya,
"Mereka adalah orang-orang yang mengganggu tetangganya. Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kedua : Dibangkitkan dalam bentuk babi, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah balasan bagi orang-orang yang bermalas-malasan melakukan sholat dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok ketiga : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan perutnya besar menggunung yang dipenuhi ular dan kalajengking, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran orang-orang yang menahan zakat dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok keempat : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan darah mengalir dari mulut, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang berdusta dalam perkara jual beli dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kelima : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan bau busuk, lebih busuk dari bau bangkai. seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang melakukan maksiat (perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat islam) secara sembunyi karena takut terlihat orang tapi tidak takut dari pengawasan Allah dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok keenam : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan terputus lehernya, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang memberikan kesaksian palsu dan nerakalah tempatnya".
* kelompok ketujuh : Dibangkitkan dari kuburnya tanpa memiliki lidah dan dari mulutnya keluar darah dan nanah. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang tidak mau memberikan kesaksian dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kedelapan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan tertunduk dan kedua kakinya berada diatas kepala, seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang suka melakukan zina dan terlanjur mati sebelum bertobat dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kesembilan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam dan matanya biru serta perutnya penuh api, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang memakan harta dan merampas hak anak-anak yatim secara zalim dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kesepuluh : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan sakit kusta dan sopak, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang mendurhakai orang tuanya dfan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kesebelas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan buta hati, buta mata. Giginya seperti tanduk kerbau. Bibir dan lidahnya bergelantungan mencapai dada, perut dan paha. Dan dari perutnya keluar kotoran. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang meminum khamr (yang memabukan/alkohol) dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kedua belas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan wajah bercahaya, seperti bulan purnama. Melewati Shirath Al-Mustaqim secepat kilat menyambar angin. Seraya terdengar suara dari sisiNya "Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal sholeh kebajikan. Menjauhi segala kemaksiatan. Rajin memenuhi panggilan sholat dan mati setelah bertobat. Maka ganjaran mereka adalah Pengampunan, Rahmat, dan Ridho serta Surga dari ALLAH SWT".
"Ya Alllah,,, masukanlah hambaMU ini ke dalam golongan orang-orang yang selalu beriman kepadaMu ya Allah,,, jauhkan panas api neraka dari kami ya Allah....."
Sahabat Ma'adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah...terangkan kepadaku tentang makna firman Allah "ketika ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok"". Lalu menangislah Rasulullah SAW. Cucuran air matanya membasahi pakaiannya. Engkau telah menanyakan sesuatu yang dahsyat. Umatku akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam 12 kelompok-kelompok tabiat.
* Kelompok pertama : Dibangkitkan tanpa kaki dan tangan, seraya terdengar suara dari sisiNya,
"Mereka adalah orang-orang yang mengganggu tetangganya. Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kedua : Dibangkitkan dalam bentuk babi, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah balasan bagi orang-orang yang bermalas-malasan melakukan sholat dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok ketiga : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan perutnya besar menggunung yang dipenuhi ular dan kalajengking, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran orang-orang yang menahan zakat dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok keempat : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan darah mengalir dari mulut, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang berdusta dalam perkara jual beli dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kelima : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan bau busuk, lebih busuk dari bau bangkai. seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang melakukan maksiat (perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat islam) secara sembunyi karena takut terlihat orang tapi tidak takut dari pengawasan Allah dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok keenam : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan terputus lehernya, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang memberikan kesaksian palsu dan nerakalah tempatnya".
* kelompok ketujuh : Dibangkitkan dari kuburnya tanpa memiliki lidah dan dari mulutnya keluar darah dan nanah. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang tidak mau memberikan kesaksian dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kedelapan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan tertunduk dan kedua kakinya berada diatas kepala, seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang suka melakukan zina dan terlanjur mati sebelum bertobat dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kesembilan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam dan matanya biru serta perutnya penuh api, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang memakan harta dan merampas hak anak-anak yatim secara zalim dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kesepuluh : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan sakit kusta dan sopak, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang mendurhakai orang tuanya dfan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kesebelas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan buta hati, buta mata. Giginya seperti tanduk kerbau. Bibir dan lidahnya bergelantungan mencapai dada, perut dan paha. Dan dari perutnya keluar kotoran. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang meminum khamr (yang memabukan/alkohol) dan nerakalah tempatnya".
* Kelompok kedua belas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan wajah bercahaya, seperti bulan purnama. Melewati Shirath Al-Mustaqim secepat kilat menyambar angin. Seraya terdengar suara dari sisiNya "Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal sholeh kebajikan. Menjauhi segala kemaksiatan. Rajin memenuhi panggilan sholat dan mati setelah bertobat. Maka ganjaran mereka adalah Pengampunan, Rahmat, dan Ridho serta Surga dari ALLAH SWT".
"Ya Alllah,,, masukanlah hambaMU ini ke dalam golongan orang-orang yang selalu beriman kepadaMu ya Allah,,, jauhkan panas api neraka dari kami ya Allah....."
Langganan:
Postingan (Atom)